Menyikapi Wabah Virus Corona (Covid-19) dengan SMART

Sabilal Rusdi
Ribee Rusdi, Penulis (Foto: Istimewa)

Manusia hari ini disibukan dengan wabah virus Corona atau Covid-19 dari suatu negara Tiongkok/ Cina di kota Wuhan pada Desember 2019. Dari gejala pernafasan dan gangguan dalam tubuhnya sampai pada kematian. Di hebohkan dengan meninggal manusia dalam skala besar dan massif. Penyebaran lewat bersin atau batuk korban yang mengidap Corona dalam radius 2 meter dan penyebaran dari barang yang dipegang oleh korban dengan tangan. Maka diajurkan untuk menjaga jarak dengan semua orang. Serta bagi sakit batuk agar memakai masker. Indonesia sendiri terkena pandemi Corona diawal bulan maret 2020. Dari warga jepang dan satu orang indonesia yang pergi ke luar negeri.  Kemudian kota yang banyak korban virus Corona adalah Jakarta, sebagai pusat ibu kota dan berbagai perkembangan ekonomi, kota ini sedang menangani korban Corona terbanyak 897 pasien positif. Kemudian 233 pasien positif Jawa Barat, kemudian 164 pasien positif Banten. (Kumparan 3 April 2020).

Virus Corona sama dengan virus lainya, merupakan makhluk kecil yang Allah ciptakan untuk membuat tubuh kita lemah sehinga menyerang imunitas tubuh manusia. Maka manusia membuat obat atau vaksin untuk mengobatinya. Pada virus sebelumnya telah di temukan obatnya, namun untuk Corona atau Covid-19 para peneliti kesehatan masih terus bekerja keras mencari vaksinnya.

Penanganan/ Mitigasi Corona (Covid-19)

Pemerintah membentuk Tim penanggulangan Corona dari beberapa kementrian, dari tingkat provinsi yang sudah melakukan cepat adalah DKI Jakarta. Dengan memberikan himbauan dan larangan warganya untuk menghindari kerumunan/ keramaian, Menjaga jarak, menerapakan GERMAS (gerakan masyarakat sadar kebersihan dan kesehatan) dengan mencuci tangan dan pola makan sehat. Sekolah/ kampus mulai di liburkan, pembatasan kegiatan kantor dan mall serta tempat wisata. Pemerintah Membuat gugus tugas tingkat kecamatan dan kelurahan.

Penanganan Secara Komunal/ komunitas, beberapa tempat sudah melakukan preventif kepada tamu yang masuk dengan penyemprotan disifektaan ke lingkungan mereka. Ada juga melakukan sosialiasi ke lingkungan masyarakat yang belum paham wabah corona dengan mobil atau motor keliling rumah warga. Dari pihak Dinas Kesehatan Depok dengan memasang spanduk bahaya corona dan pencegahan di Kelurahan atau Kecamatan. Bahkan skala nasional sudah dilakukan raid tes, untuk mengecek warga yang ODP (Orang Dalam Pantauan), PDP(Pasien Dalam Pantauan). Peran masyarkat untuk pro aktif melindungi warga mereka terhadap wabah corona. Karena kalau sudah ada yang positif agar dilakukan isolasi terhadap rumah tersebut.

Ada sebagian warga masih melakukan aktifitas sehari-hari tanpa pengaman, masker atau cuci tangan, karena mungkin masih aman. Ada masjid yang melakukan sholat berjamaah dan sholat Jumat, walaupun sudah ada maklumat dari Walikota dan MUI kota Depok agar tidak melakukan kegiatan berkumpul orang. Maka peran Aparatur dan RW agar memberikan informasi dengan bijak dan tepat disaat krisis wabah seperti ini.

Di Depok sendiri data gugus tugas percepatan penaganan Covid-19, 4/4/20202 kasus terkonfirmasi 55 orang sembuh 10 orang meninggal 6 orang, PDP : 379 pengawasan dan 60 selesai. ODP; 1452 pematauan 235 selesai. OTG (Orang Tanpa Gejala): 145 pemantauan dan selesai.

Lalu bagaimana dengan melihat virus dilihat dari sudut pandang lain, terutama manajemen manusia dan lingkungan. Sebagai gambaran saja kalau dalam sudut pandang kesehatan/medis sudah banyak info yang diberikan di jagad medsos dan media online.

Standar yang dilakukan oleh pemerintah sudah dilakukan masyarakat. Minimal tiga hal, menghindari menjaga jarak dengan orang lain, serta mencuci tangan hand sanitizer. Maka pada kesempatan ini kami mencoba dengan sudut pandang lain. Semoga dapat memberikan alternatif pencegahan dan penangulangan virus Corona.

Penanganan Coivid-19 dengan SMART: Spesifik, Measurable, Achievement, Rasional dan Time Out.

Spesifik

Bahwa dalam melihat masalah dilihat dari global atau secara umum dan di tarik poin-poin penting untuk diambil kesimpulan kemudian dibuat aksi nyata. Wabah Corona sudah menjadi pademik, karena sudah menjadi gejala di seluruh dunia. Maka kita melihat ke lingkung yang kecil di kota Depok. Sudah ada Tim Gugus Tugas yang menjalankan misi Penangulangan Bencana Corona. Kemudian di turunkan di tingkat kecamatan dan kelurahan bahkan RW/ RT.  Orang yang melihat menjadi paham bahwa kita sedang dalam menjaga lingkungan kita aman dari wabah tersebut.  Harus dibangun pola pikir bersama bahwa ada ancaman bersama Corona, bahkan disatu minggu awal tangap darurat mulai diidentifikasi ODP, PDP dan OTG, agar masyarakat paham akan kondisi saat ini. Kemudian di lihat lagi apakah dampak lain Corona dari pekerja, Ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan lingkungan.

Dari Segi ekonomi: perlu dibuat jejaring komunikasi terhadap usaha UMKM, harian dan lain2 yang mana dampak terasa ke mereka. Sebagian merasa pendapatan berkurang maka ada lembaga yang membantu bagi pekerja harian seperti ojek online, buruh harian, pembantu dan lain-lain yang mereka pendapatan harian.  Bagi sebagian UMKM yang sudah naik level dengan jualan online mejadi pihan orang belanja sesuai dengan kebutuhan. Bahkan beberapa waktu pasar atau swalayan memberikan pelayanan pengataran dll.

Dari Segi Pekerjaan: dikeluarkan kebijakan Work From Home (WFH) atau bekerja di rumah bagi pekerja formal, bahkan guru juga melakukan melalui online karena murid di liburkan.

Dari segi Sosial: masyarakat saling berbagi peran dan tugas untuk pengamanan lingkungan serta mengigatkan akan menghindari keramaian. Adanya kepedulian lembaga kemanusia seperti ACT memberikan makan gratis bagi pekerja harian dan fakir miskin.

Dari segi keamanan lingkungan: kalau rumah komplek sudah melakukan pembatasan kendaraan masuk ke lingkungan mereka.

Dari Segi Kesehatan: pasien corona disloasi di runagan khusus, bahkan kalau mati juga di perlakukan khusus, karena kwatir menular kepada yang lain.

Measurable

Pemerintah melakukan libur kurang lebih 14 hari semenjak 16 Maret 2020 sampai 28 Maret kemudian dilanjutkan perpanjang masa libur. Karena apa, menurut WHO penyebaran corona gejala pada 2-14 hari bisa lebih dari 14 hari orang yang positif corona. Corona ini menyerang tengorokan kita kemudian gejala lainnya. Maka bagi warga yang warga positif agar segera menghubungi Puskemas dan Call Center Depok 119/112. Maka diajurkan memakai masker ketika di luar rumah. Serta mencuci tangan. Karena sumber penyakit dari tangan kita.

Achievement

pekerjaan yang awalnya dapat di kerjakan di kantor bisa dilakukan di rumah. Media pembelajara melalui, ZOOM, Skype, Youtube dll. Mungkin diawal sulit dilakukan namun kondisi memaksa kita untuk melakukan itu. Bertambah pengetahuan tentang media onlie dalam berinterakasi social. Ditambah kegembiran ada beberapa pasien corona kembali sehat kembali. Membuat angin positif bagi korban yang lain masih di rawat.

Rasional

Wabah ditinjau dari kesehatan apa saja gejala dan dampaknya sudah banyak beredar di medsos dan media online. Kadang informasi yang diulang-ulang dan terus menerus membuat orang bosan, takut, sehinga mngurangi imunitas dirinya. Bahkan ada yang left dari grup karena kawatir tehadap dampak corona. Maka perlu diimbangi juga dengan info yang baik serta gembira dengan gambar yang lucu serta tulisan yang motivasi dunia dan akhirat. Bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan setelah itu. Semoga kita bijak dan pemberi semangat bagi tema yang lain dengan senyum saja kita meningkatan imunitas diri kita. Bahkan sosiolog mengkwatirkan bukan corona yg kita hadapai tapi bagaimana sikap manusia menerima wabah itu.

Angka-angka kematian yang sering ditampilkan membuat kita sadar diri bahwa ancaman wabah ini begitu nyata. Dari Negara Eropa, timur tengah, asia, Amerika sedang berjuang melawan wabah ini. Semoga Indonesia harus cepat dan tepat dalam penanganan ini.

TIME OUT

Kalau 2 minggu ini tinggal di rumah bahkan lebih kita tetap di rumah. Menunggu kejaiban dari Sang Pencipta/ Allah SWT yang menurunkan rahmat-Nya kepada kita. Berlaku hukum alam siapa yang menabur maka dia yang memetik hasilnya. Usaha maksimal manusia sudah dilakukan. Dari semua bidang keilmuwan mencari solusi terhadap wabah ini. Maka kita sebagai warga mempunyai andil juga untuk sabar dalam menghadapi ujian  ini -di Rumah Aja-.

Alampun menyapa kita dengan kembali udara dan iklim dibeberapa tempat kembali membaik. Setelah bertahun-tahun di lakukan ekploitasi baik langsung dan tidak langsung. Maka semuanya berhenti sesaat. Dari polusi udara bandara –bandara hanya penjadwalan ulang baik domestik dan luar negeri. Dari perkantoran emisi AC dan lain-lain yang bisa menimbulkan pemanasan global sekarang berkurang. Dari pariwisata mungkin dampak penurunan pendapatan namun satu sisi lain membuat alam itu kembali baik.

Time Out bagi muslim, inilah saat kita mengedalikan ego diri kita, Sombong, serakah, dengki dan malas. Kita bisa saksikan empat penyakit itu terpampang jelas berseliewan di depan mata melalui media. Ada yang mengangap remeh hinga abai melakanakan aturan, ada yang memborong barang kebutuhan hingga melupakan orang lain. Ada yang sibuk memperdebatkan penanganan, bahkan ada yang bangga dengan kemalasan salah mengiterpresatasikan himbauan. Maka saat ini bukan lagi menyalahkan orang lain. Kita perbaiki bersama kerusakan yang ada di alam dan sekitar kita dengan langkah kecil kita, memulai dari dari yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini. Semoga harapan dan rahmat Allah akan hadiri di tengah wabah ini. Mari perbanyak posting di WAG yang positif, bagi yang mampu silakan membantu warga yang kurang mampu, mengingatkan teman yang belum paham tentang wabah ini.

Kami berharap dengan adanya Wabah Corona ini kita dapat menjadi kita lebih perduli dengan kesehatan, sosial, agama. Karena itu, kita harus sadar bahwa segala sesuatu telah diberikan ketentuan atau kadar kita masing-masing. Ada yang mampu menulis, ada yang bekerja sebagai profesional (dokter, perawat) ada yang bisa menjadi pengusaha. Sebagaimana manusia kalau diberi sedikit kesulitan, penyakit, dan kekurangan harta maka kita sering mengeluh, padahal masih banyak nikmat Tuhan lainnya yang bisa kita syukuri, misal diberi nafas, sehingga bisa hidup sampai hari ini.

Peran Pemerintah dalam menangani wabah Corona harus cepat dan tepat. Karena belajar dari Negara lain yang terlambat menangani, banyak korban yang meninggal. Kita tidak ingin banyak lagi orang yang mati karena wabah ini. Persamaan langkah pusat dan daerah dalam koordinasi di lapangan dan teknis lainya, agar bisa lebih kondusif dan terukur agar masyarakat percaya dengan keputusan yang diambil.

Buat para medis merupakan tugas mulia, mengorbankan nyawa anda untuk keselamatan korban corona, maka perlu terus diberi support lebih baik. Dari materi dan non materi agar mereka nyaman dan aman menjalankan tugasnya.

Buat masyarakat terus bedoa, memberikan nilai positif terhadap kondisi sekarang, jadikan sebagai muhasabah diri, bahwa kita juga memberikan kontribusi terhadap dosa kita kepada orang lain dan Tuhan. Banyak bertaubat, jangan menyalahkan siapapun. Kita sedang dilatih untuk menjaga mulut, tangan kita dan langkah kita untuk perbaikan alam ini. Semoga setelah kesusahan, Allah akan ganti kemudahan yang lebih baik lagi kondisi saat ini. Aamiin Ya Mujabisailin.

Penulis  : Ribee Rusdi – Penulis Buku Ontologi Depok dan Penggiat Narkotik Lewat Mata/ Pornografi (NARKOLEMA)