Ragam  

Cara Menganalisis Dampak Risiko dengan Analisis Kualitatif

Cara Menganalisis Dampak Risiko dengan Analisis Kualitatif
Gambar Ilustrasi. (Foto: Ilustrasi)

Pada sebuah peristiwa, risiko perlu diidentifikasikan untuk menganalisis dampak apa yang mempunyai peluang besar akan muncul. Proses identifikasi risiko dibuat dengan cara membuat daftar-daftar risiko berdasarkan data dan fakta yang terjadi. Setelah diidentifikasikan, risiko perlu dianalisis lebih lanjut terkait klasifikasi, dampak dan kemungkinannya. Karena pada dasarnya, risiko adalah gabungan dari semua dampak dan segala kemungkinan yang ada.

Pada tahap selanjutnya, risiko yang telah diidentifikasikan dampaknya perlu dianalisis. Tujuan analisis yang dilakukan terhadap risiko adalah untuk mengetahui dampak apa saja yang timbul pada risiko tersebut. Berbicara tentang analisis dampak, dalam risiko, analisis dampak dibagi menjadi dua jenis: analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pembagian analisis ini bergantung pada ketersediaan data yang ada. Jika memungkinkan, pada sebuah risiko, kedua analisis tersebut dapat dilakukan.

Dalam matriks risiko, analisis dampak dan kemungkinan pada sebuah risiko tidak lah sama. Ada perlakuan-perlakuan berbeda tergantung tingkat risikonya masing-masing. Ketika ketersediaan data tidak memadai, maka digunakan lah analisis kualitatif untuk menganalisis dampaknya. Dalam beberapa situasi, analisis kualitatif sangat bermanfaat dan berguna, misalnya pada pengalaman pertama yang baru, pada kondisi dimana keputusan yang bersifat politis sangat dominan, dan pada situasi dimana output ditentukan melalui hasil negoisasi.

Tingkat keefektifan analisis kualitatif sangat bergantung pada pengalaman, logika yang baik, serta pertimbangan dan kebijaksanaan. Demi kelancaran dan kesuksesan saat melakukan analisis diperlukan berbagai metode.

Metode dalam analisis kualitatif pada dampak risiko dapat dikategorikan pada empat model:

1. Scenario Building

Scenario building adalah sebuah skenario perencanaan yang digunakan untuk memprediksi. Scenario building adalah skenario yang berdasarkan logika, yaitu skenario baik dan skenario buruk. Kekuatan skenario ini berada pada cerita detail yang mendekati kenyataannya.

Scenario building dibagi menjadi 2, ekstrapolatif scenario building dan normatif scenario building. Extrapolatif scenario building adalah scenario building yang dimulai dari dari masa kini dan diproyeksikan ke masa depan. Dalam skenario ini, kita dipaksa berpikir akan konsekuensi dari setiap tindakan yang kita lakukan saat ini.

Sedangkan normatif scenario building adalah scenario building yang dimulai dari masa depan dan diproyeksikan ke masa kini. Dalam skenario ini, konsekuensi rencana target kita di masa depan harus kita kaji saat ini.

2. Likelihood-Impact Matrix

Likelihood berarti kemungkinan. Sedangkan impact berarti dampak. Dalam analisis risiko, likelihood-impact matrix berfungsi untuk membuat skala prioritas risiko dari yang risiko dengan kemungkinan dan dampak yang rendah hingga ke risiko dengan kemungkinan dan dampak yang tinggi. Likelihood-impact matrix berbentuk tabel dengan tingkat kemungkinan low-medium-high di bagian vertikal dan tingkat dampak low-medium-high di bagian horizontal. Matriks ini sangat bermanfaat dalam analisis risiko karena dapat menunjukkan risiko mana yang perlu mendapat perhatian.

3. Attribute Analysis

Attribute analysis adalah analisis risiko dengan cara mengidentifikasikan dan mengkualifikasikan kemungkinan dan dampak dari risiko. Analisis ini lebih banyak dipakai untuk menganalisis risiko di bidang pemasaran.

4. Delphi Forecasting

Delphi forecasting adalah suatu proses untuk memperoleh kesepakatan dari sekumpulan tenaga ahli (expert) tanpa mereka mengetahui satu sama lain untuk melakukan prediksi atas kemungkinan dan dampak dari risiko. Hal ini dilakukan agar pendapat tetap murni tanpa dipengaruhi oleh ahli lainnya.

Delphi forecasting telah dikembangkan oleh RAND Corporation sejak tahun 1960-an sebagai alat peramalan/prediksi. Delphi forecasting ini bersifat iteratif, dengan cara mengirimkan kuesioner kepada setiap pakar dan hasilnya akan disintesis, kemudian pertanyaan direvisi dan dikirimkan kembali, dan dilakukan seterusnya sampai kesepakatan dihasilkan.

Penulis: Nabila Azkiya, Mahasiswi STEI SEBI