Ragam  

Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H: Membebaskan Masyarakat Dari Ketidakadilan

Dr. H. Heri Solehudin Atmawidjaja.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya dimaknai sebagai sebuah agenda sosial politik yang berfungsi untuk membangkitkan kesadaran kolektif dan menggerakkan aksi nyata dalam menghadapi problematika masyarakat masa kini. Nabi Muhammad SAW memberikan teladan bahwa agama tidak sebatas ritual ibadah, melainkan panduan komprehensif untuk menjalankan kehidupan, memperjuangkan hak-hak kaum yang tertindas, menegakkan kedilan sosial, dan melawan segala bentuk penindasan

DEPOKNETWORK.COM – Maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan tonggak penting dalam sejarah peradaban umat manusia. Muhammad lahir di tengah-tengah Bangsa Arab yang terjebak dalam mentalitas dan moralitas jahiliah, suatu masa yang dicirikan oleh kegelapan pemikiran, ketidakadilan sosial, dan penindasan kaum lemah. Kehadirannya bukan hanya sekadar membebaskan Bangsa Arab dari kebodohan dan penyimpangan moral, tetapi juga memberikan dampak transformasional bagi masyarakat dunia.

Nabi Muhammad SAW datang dengan membawa misi pembebasan yang melampaui batas geografis dan budaya. Risalah yang dibawanya adalah pesan universal yang menekankan pada prinsip keadilan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Pada masa pra-Islam, masyarakat Arab dikenal dengan praktik-praktik seperti perbudakan, eksploitasi kaum perempuan, dan pembagian kekuasaan yang hanya menguntungkan segelintir golongan elit. Nabi Muhammad SAW hadir untuk merombak sistem ini, menegakkan keadilan, dan memberikan hak-hak kepada mereka yang terpinggirkan. Salah satu contoh konkret dari misi pembebasan Nabi adalah langkah-langkahnya dalam menghapuskan perbudakan. Beliau tidak hanya menyerukan penghapusan perbudakan secara verbal, tetapi juga memberikan teladan dengan memerdekakan budak dan mendorong para sahabatnya untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menempatkan perempuan pada posisi yang lebih terhormat dengan memberikan mereka hak-hak yang sebelumnya diabaikan oleh masyarakat.

Menghidupkan Kembali Semangat Pembebasan

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebuah perayaan untuk mengenang kelahiran seorang tokoh besar, melainkan juga sebuah momen refleksi mendalam terhadap nilai-nilai luhur yang diemban oleh Nabi. Maulid adalah saat yang tepat untuk meneladani sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW, yang selalu menunjukkan kasih sayang dan perhatian terhadap sesama tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau ras. Nabi Muhammad adalah teladan sempurna dalam mencintai dan memanusiakan setiap individu, menembus batasan yang sering memisahkan manusia satu sama lain. Beliau memberikan contoh konkret tentang bagaimana membangun masyarakat yang berlandaskan cinta, solidaritas, dan rasa kemanusiaan yang tinggi.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW merupakan simbol keadilan dan perjuangan melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Dalam berbagai aspek kehidupan, beliau memperjuangkan hak-hak kaum lemah dan tertindas, serta mengajak umatnya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Beliau menentang eksploitasi, diskriminasi, dan segala bentuk ketidakadilan yang merugikan banyak orang. Oleh karena itu, peringatan Maulid Nabi mengandung makna yang lebih dalam, yaitu sebagai pengingat akan misi besar Nabi Muhammad dalam membebaskan manusia dari belenggu ketidakadilan. Melalui peringatan ini, kita diajak untuk merenungkan dan menghidupkan kembali semangat perjuangan beliau, bukan hanya dalam skala individu, tetapi juga dalam upaya kolektif membangun dunia yang lebih adil, damai, dan beradab.

Esensi dari Maulid adalah menghidupkan kembali semangat perjuangan Nabi dalam membebaskan umat manusia dari segala bentuk penindasan, baik yang bersifat sosial, ekonomi, maupun politik. Dalam konteks kontemporer, masyarakat sering kali menjadi korban dari tipu daya dan persekongkolan elit politik yang berusaha mempertahankan kekuasaan dengan mengorbankan kepentingan umum. Peringatan Maulid Nabi adalah momen refleksi bagi kita semua untuk meneladani keberanian dan ketegasan beliau dalam menghadapi kezaliman. Menghidupkan semangat ini berarti membangun kesadaran kolektif untuk melawan segala bentuk ketidakadilan dan eksploitasi, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.

Peringatan Maulid sebagai Agenda Sosial-Politik

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya dimaknai sebagai sebuah agenda sosial-politik yang berfungsi untuk membangkitkan kesadaran kolektif dan menggerakkan aksi nyata dalam menghadapi problematika masyarakat masa kini. Nabi Muhammad SAW memberikan teladan bahwa agama tidak hanya sebatas ritual ibadah, melainkan panduan komprehensif untuk menjalani kehidupan, memperjuangkan hak-hak kaum yang tertindas, menegakkan keadilan sosial, dan melawan segala bentuk penindasan. Dalam konteks saat ini, dimana ketidakadilan, eksploitasi, dan kesenjangan sosial masih sangat nyata, peringatan Maulid Nabi harus menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan Muhammad SAW. Maulid Nabi seharusnya mampu  menginspirasi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dan pembebasan dari belenggu ketidakadilan yang dirasakan masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa esensi ajaran Nabi adalah keberpihakan pada kaum lemah, keadilan bagi semua, dan perjuangan tanpa henti melawan tirani dalam segala bentuknya. Oleh karena itu, memperingati Maulid Nabi merupakan seruan untuk merefleksikan kondisi sosial saat ini dan merumuskan strategi yang konkret dalam upaya mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi, panggilan bagi setiap individu dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam membangun tatanan sosial yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, keberagaman, dan keadilan seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dengan memperingati Maulid Nabi, kita diingatkan untuk selalu kritis terhadap praktik-praktik politik yang hanya mementingkan segelintir elit dan mengabaikan kepentingan rakyat. Maulid menjadi seruan untuk melawan segala bentuk manipulasi dan persekongkolan elit, hangky pangky, kongkalikong, akrobat politik atas nama demokrasi dan pemerataan dan sejenisnya  yang sejatinya hanya merupakan dagelan politik untuk menipu rakyat. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita bahwa perjuangan untuk keadilan dan kebenaran harus dilakukan dengan penuh kesungguhan, keberanian, dan keteguhan hati.

Wallahu a’lam  bimurodi.

Penulis :Dr. H. Heri Solehudin Atmawidjaja

(Pemerhati sosial politik dan Dosen Pascasarjana Uhamka Jakarta, Wakil Ketua Forum Doktor Sospol Universitas Indonesia, Wakil Ketua PDM Kota Depok).