Ragam  

Penyebab dan Cara Mencegah Bullying

Menurut UNICEF bullying bisa diidentifikasi lewat tiga karakteristik, yaitu disengaja (untuk menyakiti), berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yang berasal dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Secara etimologi bullying berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang kepada seseorang dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Kondisi bullying dapat terjadi di sekolah, lingkungan kerja, pertemanan, atau bahkan lingkup terdekat seperti keluarga.

Bullying tidak hanya sebatas menghina fisik maupun lisan. Ada juga jenis-jenis bullying lain yang perlu diketahui. Secara garis besar, ada 5 macam bullying yaitu;

  • Verbal Bullying/ Perundungan Verbal

Tanpa kita sadari, mungkin banyak kata kata yang dikeluarkan dalam keseharian yang ternyata berefek membully orang lain di sekitar. Bullying verbal sangat sulit untuk diidentifikasi, karena ‘serangan’ hampir selalu terjadi. Bahkan jenis pembulian ini sering dijadikan bahan candaan dan tertawaan bagi ‘pengamat’ kasus pembulian.

  • Physical Bullying/ Perundungan Fisik

Jenis bullying ini memiliki dampak buruk yang terlihat dengan jelas oleh ‘mata telanjang’ atau mudah diidentifikasi. Physical bullying terjadi ketika seseorang melakukan tindak kekerasan untuk mendapatkan kendali atas targetnya. Contoh intimidasi fisik atau tindak kekerasan yang dimaksud, termasuk menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan lainnya.

  • Social Bullying/ Perundungan Sosial

Pengganggu relasional atau pelaku bullying jenis ini sering mengucilkan orang lain dari suatu kelompok. Mereka pun dapat menyebarkan desas-desus, memanipulasi situasi, dan menghancurkan kepercayaan orang lain terhadap targetnya. Tujuan dari pelaku pengucilan adalah untuk meningkatkan status sosial dirinya sendiri, dengan mengendalikan atau menindas orang lain. Anak yang dikucilkan juga cenderung tidak percaya diri dan mudah tersinggung.

  • Cyber Bullying/ Perundungan Dunia Maya

Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial). Pelaku cyberbullying sering mengatakan hal-hal yang tidak berani mereka katakan secara langsung.

  • Sexual Bullying/ Perundungan Seksual

Kadang tindakan pelecehan tidak hanya berbentuk agresi fisik, perkataan atau verbal yang tidak wajar juga bisa dikategorikan sebagai pelecehan.

Penyebab bullying bermacam-macam, mulai dari pengaruh pergaulan yang tidak baik, sampai kurangnya rasa empati. Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa pelaku bullying adalah orang yang jahat. Nyatanya, tidak semua pelaku bully melakukannya karena keinginannya. Beberapa orang bahkan tidak paham bahwa yang dilakukannya adalah tindakan bullying. Hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan pembulian diantaranya;

1. Pernah melihat orang lain melakukan kekerasan (pergaulan yang tidak baik)

2. Kesalahan pola asuh keluarga yang terlalu keras

Pola asuh yang banyak melibatkan kekerasan fisik bisa membentuk karakter seseorang untuk menjadi lebih agresif dan kasar terhadap orang lain. Akibatnya, perbuatan untuk menindas orang lain pun tidak akan segan dilakukan.

3. Pernah menjadi menjadi korban bully

Orang yang pernah mendapatkan perilaku bully, misalnya diejek atau dipukul, bisa menjadi pelaku perundungan terhadap orang lain. Ini merupakan salah satu bentuk pelampiasan akibat perilaku bully yang ia terima.

4. Kurang mendapatkan perhatian dari keluarga dan orang di sekitarnya

Kurangnya perhatian dan kasih sayang bisa menjadi penyebab bullying. Misalnya, anak-anak akan mencari perhatian dengan cara tidak mengerjakan PR. Namun, jika tidak berhasil mendapatkan perhatian, ia akan melakukan perbuatan lain yang lebih ekstrim, misalnya dengan melakukan bullying pada temannya, agar bisa mendapatkan perhatian yang diinginkan.

5. Ingin memiliki kekuasaan dan memegang kendali

Orang yang ingin memiliki kekuasaan biasanya cenderung ingin mengontrol dan mengendalikan segala hal. Mereka akan memilih berinteraksi dengan orang lain yang menurutnya bisa dikontrol sesuai kehendaknya. Namun, jika tidak mendapatkan yang diinginkan, ia mungkin akan melakukan intimidasi dalam bentuk bullying. Biasanya hal ini terjadi pada orang yang memiliki pola asuh yang salah atau gangguan kepribadian.

6. Ingin dianggap populer

Beberapa orang terkadang ingin dikenal dan menjadi populer di lingkungannya. Namun, mereka bisa mencari ketenaran dengan melakukan hal yang tidak baik, termasuk bullying. Lucu kan… Tidak jarang mereka akan meledek, menjahili, menggosip, dan mengucilkan orang lain untuk mendapatkan pengakuan. Perilaku ini juga termasuk salah satu bentuk peer pressure, jika bullying banyak dilakukan oleh teman di sekolah, kantor, atau tempat tinggal.

7. Kurang edukasi dan empati

Pendidikan dan pola asuh yang baik merupakan salah satu faktor penting agar seseorang bisa memiliki karakter yang baik. Salah satu ciri karakter yang baik adalah memiliki akhlak dan empati. Orang yang tidak dididik dengan baik bisa menjadi kurang berempati, sehingga tidak merasa bersalah ketika melakukan hal yang tidak terpuji, termasuk bullying. Pola asuh dan pendidikan yang mendorong empati dapat membuat seseorang lebih mudah menghargai dan menghormati orang lain. Dengan begitu, terbentuklah sifat lebih mawas diri dan menyadari bahwa bullying merupakan perilaku yang salah dan tidak boleh dilakukan.

8. Supaya bisa berbaur dan berteman

Penyebab bullying bisa terjadi bukan karena keinginan pelaku, tetapi pengaruh dari orang-orang terdekatnya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk bisa diterima dalam lingkup pergaulan di lingkungannya. Selain itu, bullying juga bisa dilakukan agar seseorang tidak menjadi sasaran bully selanjutnya. Perilaku ini biasanya terjadi pada pergaulan yang toxic.

Dampak yang terjadi akibat bullying tidak hanya dirasakan oleh pihak korban saja, melainkan akan berefek pada pelaku bullying tersebut. Tak hanya menimbulkan luka atau cedera fisik, korban bullying juga sering kali akan mengalami berbagai masalah mental, seperti luka batin, cemas, gelisah, insomnia, sulit percaya dengan orang lain (trust issue), anxiety, depresi, hingga menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Ia juga biasanya akan kesulitan untuk memusatkan fokus dan konsentrasinya saat sedang belajar. Tak jarang juga korban bullying memiliki rasa ingin balas dendam atau melampiaskan kekesalannya pada orang lain yang tidak berkaitan.

Sedangkan pelaku bully bisa mengalami gangguan emosi, berisiko menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang, sulit mendapatkan pekerjaan saat dewasa, bahkan berisiko menjadi pelaku kekerasan dalam lingkungan sosial dan rumah tangga (KDRT).

Bullying merupakan masalah yang bisa dialami siapa saja. Tak hanya dialami oleh siswa-siswi sekolah saja, hal ini juga bisa terjadi di lingkungan kuliah, kerja, maupun tetangga. Agar tidak menjadi korban bullying, ada beberapa cara mencegah bullying yang bisa kamu lakukan. Yuk, simak cara-caranya di bawah ini.

  • Tunjukkan Prestasi

Orang yang melakukan bullying kebanyakan beraksi karena rasa iri. Sebagian besar target mereka pasti memiliki keunggulan yang tidak mereka miliki. Yang harus dilakukan oleh para korban bullying adalah berani menunjukkan prestasinya, baik di sekolah maupun lingkungan kerja. Seiring berjalannya waktu, si pelaku bully akan mundur dengan sendirinya karena merasa korbannya tidak terkalahkan.

  • Jalin Pertemanan Dengan Banyak Orang

Cara mencegah bullying adalah menjalin pertemanan dengan banyak orang. Pastikan bahwa circle pertemanan mu ini sehat dan menentang bullying. Ketika korban bullying memiliki banyak teman, maka pelaku bully akan berpikir dua kali untuk menindasnya.

  • Tumbuhkan Rasa Percaya Diri

Pelaku bully akan semakin bersemangat ketika mengetahui bahwa korbannya merasa minder dan semakin terpuruk. Untuk mencegah sekaligus memberikan efek jera pada pelaku bully, bangun rasa percaya diri agar tidak terlihat minder atau takut kepada si pelaku. Percayalah, mereka malas menindas orang yang berani dan percaya diri

 

 

 

 

Oleh : Anisa Putri Nabila-Mahasiswi STEI SEBI