Ragam  

Kadar Emas Disebut Karat? Begini Sejarahnya

Emas
Gambar Emas Batangan. (Foto: Ilustrasi)

Ragam – Emas telah lama dikenal sebagai lambang kemakmuran dan kekayaan, ini yang membuat minat masyarakat untuk memiliki emas tak lekang oleh waktu.

Tak heran, karena emas dipercaya memiliki nilai yang stabil bahkan cenderung emas, dan tahan terhadap inflasi serta kondisi pasar dan ekonomi yang bergejolak atau aset safe haven.

Namun sebelum membelinya, kamu perlu memerhatikan kadar karat dari emas. Ini karena semakin tinggi kadar karat, maka semakin mahal nilai emas tersebut.

Apa itu karat?

Dilansir World Gold Council, karat merupakan besaran atau tingkatan kemurnian dalam kandungan emas.

Singkatnya, karat adalah ukuran untuk mengetahui kemurnian emas setelah dipadukan dengan bahan logam lain. Karena umumnya, emas yang berbentuk perhiasan sudah dicampur dengan bahan pembentuk lainnya.

Jangan dibayangkan karat dalam kadar emas seperti karat dalam besi, ya. Kalau karat dalam besi, semakin besar jadi makin murah akibat terjadinya korosi. Kalau emas, semakin besar tingkatan karat, maka kadar emasnya semakin tinggi, murni, dan mahal!

Mengapa kadar emas disebut karat?

Awalnya berasal dari bahasa Yunani, keration, lalu diserap ke dalam bahasa lain seperi Prancis menjadi carat, dan bahasa Arab yaitu qirat yang berarti kacang polong.

Mengapa kacang polong? Karena di zaman dulu, biji-bijian kerap dipakai untuk mengukur benda berukuran kecil. Dulu, 1 qirat sama dengan 4 butir kacang polong.

Namun, sejak tahun 1575 takaran ini dipakai untuk menakar berat berlian. Ukuran keration dari Yunani ini sejajar dengan ukuran siliqua Romawi, yang beratnya sama dengan 1/24 koin emas di zaman kaisar Konstantin dari Byzantium Timur.

Nah, sejak saat itu, karat diartikan sebagai “bagian dari seperdua puluh empat” dan ditetapkan sebagai ukuran kadar kemurnian emas.

Tidak ada perhiasan emas yang memiliki kadar 24 karat, kok bisa?

Ini karena emas bersifat lunak, sehingga semakin tinggi kadar kemurnian emas dalam perhiasan maka semakin lunak, membuat emas sulit dibentuk-bentuk.

Selain itu karena lunak, perhiasan nantinya akan lebih mudah tergores serta berubah bentuk ketika mengalami benturan yang membuat risiko kerusakan perhiasan meningkat.

Itulah sebabnya khusus untuk perhiasan, biasanya emas dicampur dengan logam lain dalam pembuatannya seperti tembaga, perak, palladium, platinum, serta jenis logam lainnya agar kuat dan tidak mudah tergores.

Untuk emas perhiasan, tingkat kemurnian tertinggi adalah 22 karat dan terendah adalah 9 karat.

Tingkatan karat pada emas

Indonesia memiliki standar kadar karat emas tersendiri, yaitu standar SNI 13-3487-2005 yang menetapkan standar karat emas sebagai berikut:

24 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 99—99,9 persen;

23 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 94,80—98,89 persen;

22 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 90,60—94,79 persen;

21 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 86,50—90,59 persen;

20 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 82,30—86,49 persen;

19 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 78,20—82,29 persen;

18 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 75,40—78,49 persen;

14 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 58,30—41,70 persen;

10 Karat, berarti memiliki kandungan emas sekitar 41,70—58,30 persen.

Beli emas murni di tempat yang terpercaya

Kini sangat mudah untuk membeli emas murni dan perhiasan. Bisa langsung ke toko emas seperti biasanya, atau lewat e-commerce dan website resmi penyedia jasa emas. Bahkan, kini kamu juga bisa beli emas digital.

Dengan emas digital, kamu tak perlu menyimpan fisiknya dan mudah dibeli secara online. Biasanya, emas digital yang dijual oleh platform penyedia jasa akan mengikuti harga emas murni 24 karat di pasaran.

Emas digital juga mampu jadi solusi layaknya rekening tabungan biasa. Kamu juga tetap bisa menggadaikannya dan menjualnya tanpa perlu keluar rumah, cukup lewat aplikasi. (Neo Bank)