Berharap Profesi Guru Diminati, Kemendikbudristek Percepat Transformasi PPG

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan atau Dirjen GTK Nunuk Suryani saat memberikan kuliah umum arah kebijakan Kemendikbudristek terkait pendidikan profesi guru di Universitas Maritim Raja Ali Haji atau UMRAH, Kepulauan Riau.

DEPOKNETWORK.COM – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, mengatakan guru yang memenuhi syarat administrasi dapat mengikuti Pendidikan Profesi Guru atau PPG dalam jabatan (Daljab) tahun ini.

Saat ini, Direktur Jenderal GTK Kemendikbudristek sedang berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan membahas tambahan anggaran untuk kenaikan gaji dan tunjangan guru.

Nunuk menjelaskan, ada dana sekirar Rp 20 triliun yang akan dialokasikan untuk tunjangan profesi guru atau TPG. Hal itu dapat terwujud jika nanti di tahun ini ada 800 ribu atau sejuta guru yang mendapatkan sertifikasi pendidik atau serdik.

“Sehingga profesi guru diminati, bangga dengan profesi guru. Tetap yang pertama dipikirkan itu kesejahteraan dan statusnya,” kata Nunuk di Universitas Maritim Raja Ali Haji dalam keterangan yang diterima, Kamis (16/05/2024).

Menurut Nunuk, jika dasar atau kesejahteraan sudah terpenuhi, maka anak-anak muda, termasuk di Kepulauan Riau, ingin menjadi guru, “Kami sedang melakukan transformasi bahwa calon guru di daerah adalah putra daerah,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan, Nunuk menginformasikan bahwa transformasi ini dibuat lantaran banyak guru PNS yang sudah bekerja setahun atau dua tahun di wilayah terpencil lalu melapor dengan menggunakan berbagai cara untuk pindah kembali ke wilayah asalnya.

“Kapan selesai distribusi guru kalau seperti ini terus?” kata Nunuk.

Adapun pada transformasi PPG ini akan dipetakan dari daerah yang akan menggantikan guru-guru yang akan pensiun. Nunuk menjelaskan, program  prioritas Merdeka Belajar yang merupakan transformasi PPG ini dapat dicapai melalui 3 visi utama.

Pertama, kata Nunuk, membuat profesi guru lebih bermartabat, terhormat, dan membanggakan.

”Setelah bangga dengan profesi gurunya, kami juga ingin menjadikan pemimpin pembelajaran melalui profesi guru,” ujarnya.

Visi kedua ini tidak harus menjadi kepala sekolah, tapi memimpin anak-anak dengan memunculkan potensi mereka yang berbeda dan akan memajukan Kepulauan Riau. Ketiga, menghidupkan gotong royong dalam menciptakan ekosistem belajar guru dan tenaga kependidikan yang berdaya serta saling menguatkan.