24 Pemeriksa Fakta Deklarasikan Komunitas Literasi Pemuda Indonesia 

Komunitas Literasi Pemuda
Deklarasi LPI ini dibarengi kegiatan diskusi publik yang bertema "Pemilih Muda: Periksa Fakta Sebelum Berikan Suara". (Foto: Istimewa)

DEPOKNETWORK.COM – 24 pemeriksa fakta dari kalangan mahasiswa hingga profesional bergabung mendeklarasikan Komunitas Literasi Pemuda Indonesia atau LPI. Komunitas LPI ini terbentuk karena kesadaran para pemeriksa fakta dan kekhawatiran terhadap kejahatan digital yang bisa menyasar siapa saja.

Founder LPI, Dedy Helsyanto mengatakan, pemeriksa fakta yang mempunyai kecakapan literasi digital membentuk LPI dengan tujuan agar semakin banyak pemuda yang sadar literasi digital dan mau menjadi subjek literasi digital yang mencerahkan masyarakat.

“LPI ini adalah perluasan arena edukasi dari para pemeriksa fakta, yang tadinya fokus terhadap kebenaran informasi atau perlawanan terhadap hoaks dan ujaran kebencian, kini masuk juga terhadap penanganan kejahatan digital lainnya. Ini suatu kebaruan yang ditawarkan LPI kepada para kaum muda yang ingin mengaktualisasikan dirinya dengan lengkap terkait literasi digital,” tuturnya, Kamis, (17/08/2023).

Ia berharap semoga LPI ini menjadi wadah baru yang dapat menjawab kebutuhan pemuda untuk mengembangkan dirinya melalui literasi digital.

Sesuai dengan namanya kata Dedy, Literasi Pemuda Indonesia ini menyasar targetnya yakni mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Khususnya para pemuda yang masih pasif atau sekedar menjadi objek dari literasi digital, mereka yang masih terbatas aksesnya terhadap literasi digital dan mereka yang menjadi korban kejahatan digital.

“Saat ini masih ada ketimpangan dimana pemuda justru hanya menjadi objek karena border struktural maupun kultural,” ketus Dedy.

Lebih jauh Dedy menjelaskan usai deklarasi, LPI akan memperluas gerakannya ke berbagai daerah kabupaten/kota hingga tingkat kampus. LPI akan berjejaring dengan beragam organisasi dan mengedukasi pemuda serta masyarakat terkait literasi digital.

“LPI dan aktivitas literasi digital ini membutuhkan dukungan banyak pemuda dan masyarakat. Semakin banyak pemuda yang menjadi subjek literasi dan masyarakat yang tercerahkan dengan literasi, kemajuan melalui teknologi dan kreativitas akan semakin mudah dan cepat kita wujudkan,” tutup Dedy.

Diketahui deklarasi LPI ini dibarengi kegiatan diskusi publik yang bertema “Pemilih Muda: Periksa Fakta Sebelum Berikan Suara”. Pembicara pada diskusi tersebut ialah Dosen Ilmu Politik UPN Veteran, Jakarta, Anwar Ilmar, kemudian Direktur Arus Survei Indonesia, Ali Rifan, Founder LPI, Dedy Helsyanto dan dimoderatori oleh Purnama Ayu Rizky sekaligus Sekretaris Umum LPI.