Pemprov Jabar Bekali Santri di Ponpes Muhammadiyah Darul Arqam Kota Depok dengan Program Kejar Tabbayun

Program Kejar Tabbayun
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum saat memberikan sambutan di Ponpes Muhammadiyah Darul Arqam Kota Depok pada Program Kejar Tabbayun. (Foto: Istimewa)

Kota Depok – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membekali para santri di pesantren dengan Program Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun atau Kejar Tabbayun, sebagai upaya mencerdaskan santri dalam bermedia sosial (medsos).

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, kegiatan Kejar Tabbayun merupakan program mencerdaskan santri dari dunia media sosial. Ada manfaat luar biasa menyangkut pendidikan, ekonomi, dan komunikasi.

“Tapi kadang ada mudaratnya, medsos dijadikan alat buli, hoaks. Itu kemudaratan bagi orang, kelompok, bahkan negara. Populasi telepon (ponsel) pintar didominasi kalangan muda, karena itu perlu diarahkan manfaatnya,” katanya seusai memberikan sambutan kunci pada acara Kejar Tabbayun di Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.

Ia juga mengimbau masyarakat agar memanfaatkan lompatan teknologi apapun untuk kegiatan positif dan bermanfaat, sehingga teknologi menjadi media pengembangan potensi diri yang menyuplai informasi dan ilmu bagi generasi muda.

“Pemuda sebagai penerus perjuangan, pemimpin di masa datang, maka harus punya kekuatan dan kemampuan ilmu, amal, dan iman,” kata Uu.

Menurutnya, dengan bantuan teknologi, termasuk medsos, maka generasi muda dapat mempersiapkan kemampuan diri untuk bersaing di era disruptif. Dengan demikian skill untuk memilah informasi, lanjutnya, harus benar-benar ditanamkan sejak dini.

Pemprov Jabar secara masif akan melaksanakan diseminasi bahaya berita hoaks dengan membidik kalangan pesantren di 27 kabupaten/ kota di Jabar.

Sementara itu Ketua Jabar Saber Hoaks (JSH), Alfianto Yustinova menyampaikan Program Kejar Tabbayun merupakan program pelatihan cek fakta mandiri bersama Tim JSH.

“Program ini untuk mengedukasi masyarakat agar semakin banyak masyarakat Jabar terliterasi digital dengan baik. Dengan demikian, secara mandiri masyarakat maupun santri dapat mengidentifikasi suatu informasi yang beredar hoaks atau tidak,” tutupnya.