Siswi SD di Depok Diduga Dirundung 3 Siswi SMP di Lahan Kosong Rangkapan Jaya

Ilustrasi Perundungan.

DEPOKNETWORK.COM – Siswi Sekolah Dasar (SD) berinisial A (12) dirundung oleh sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Aksi perundungan diduga terjadi di sebuah lahan rumput di kawasan tersebut.

Ketua RT 06 RW 07 Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Kuswanto, menuturkan, lahan yang diduga sebagai tempat kejadian perkara (TKP) itu merupakan lahan penghijauan milik Perusahaan Listrik Negara (PLN).

“(Tanah ini) milik PLN. Jadi PLN mempersilakan untuk penghijauan di sekitar situ,” kata Kuswanto dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/6/2024).

Kuswanto menyampaikan, tanah ini sengaja dikosongkan lantaran menjadi jalur perlintasan jaringan sutet ke gardu induk PLN di Cipayung. “Ini kan ada jaringan sutet nih, nah untuk gardu induk yang di Cipayung. Jadi ya kayak lahan bebas saja,” ujar Kuswanto.

Lahan kosong ini terbilang sepi. Namun, sesekali warga sekitar mengambil rumput di lahan hijau tersebut untuk makanan ternak.

“Di sini ada komunitas untuk menjaga situ tapi kan komunitas juga enggak bisa jaga sampe malem. Orang ke sini biasanya cuma untuk ambil rumput,” lanjut Kuswanto.

Saat ditelusuri, TKP perundungan ini bisa diakses melalui Situ Asih Pulo di Jalan Situ Asih, Pancoran Mas, Depok. Di area tersebut, terdapat papan nama, jalan setapak, dan perairan situ yang sepi tanpa pengunjung.

Terdapat pijakan tanah yang menanjak di sisi kiri atau sebelah timur situ yang bisa dilalui oleh pejalan kaki.  Sementara, di titik yang diduga menjadi TKP perundungan, terlihat sejumlah sutet. Area itu dikelilingi oleh pohon-pohon besar dan rerumputan yang tinggi.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswi SD di Depok diduga jadi korban perundungan oleh tiga pelajar SMP. Penganiayaan diduga terjadi pada Senin (3/6/2024) sekitar pukul 16.20 WIB.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Depok Iptu Nurhayati membenarkan peristiwa itu.

“Pelakunya anak SMP, korbannya SD. Jadi aksi itu kayak 1 lawan 1 gitu,” ucap Nurhayati kepada Kompas.com, Selasa (4/6/2024).

Dikarenakan laporan baru saja masuk, pelaku masih belum ditangkap.

“Pelakunya masih diselidiki karena laporannya juga baru masuk dan diterima hari ini,” imbuh dia.