SALAM JUMAT II ARUS GLOBALISASI

Shodik
(Muhammad Sodik Sayuthi, Penyuluh Agama Islam dan Pembimbing Rohani Islam Kota Depok)

Akhir-akhir ini adalah masa yang sama-sama kita maklum, yaitu masa yang sedang ramai diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Baik dari kalangan penggiat  politik, ekonomi, sosial, budaya. Dan tidak kalah pentingnya adalah dari kalangan pendidik yang sangat cemas dan khawatir terhadap generasi mendatang dalam menghadapi arus globalisasi.

Ada dua indikator yang dihadapi oleh kita semua dan generasi muda dalam menghadapi arus globalisasi. Yang pertama adalah indikator negatif dan yang kedua adalah indikator positif.

Indikator negatif ini merupakan salah satu tanda akhir zaman sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :

إذا كان آخرُ الزمان يرفعُ اللهُ اربعةَ اشياء

Dikala akhir zaman, ada 4 macam yang akan diangkat oleh Allah swt

يرفع اللهُ البركةَ من الأرض

Yang pertama adalah Allah akan mengangkat berkah dari muka bumi ini. Padahal transaksi dan negosiasi bisnis terus berjalan. Perdagangan bebas terus semakin berkembang. Namun bumi ini tetap begini-begini juga. Karena berkahnya sudah tidak ada, maka bumi ini akan menjadi gersang dan tandus, oleh sebab manusia-manusia yang haus dan rakus.

يرفع اللهُ العدلَ من الحكّام

Yang kedua adalah Allah akan mengangkat keadilan dari para hakim. Bukan mahkamahnya tidak ada, mahkamahnya ada, pengadilannya ada, hakimnya ada, yang tidak ada adalah adilnya. Kenapa? Karena adilnya diangkat oleh Allah swt. Kalau seandainya sudah terjadi demikian, dimanakah pihak yang lemah akan bernaung dan pihak yang benar memperoleh kepastian haknya? Inilah peristiwa yang akan terjadi, bahkan mungkin sudah terjadi di muka bumi ini.

يرفعُ اللهُ الرحمةَ من القلوب.

Yang ketiga adalah Allah mengangkat Rahmat (kasih sayang) dari hati manusia. Dalam hati manusia sudah tidak ada lagi kasih sayang. Manusia mulai bengis, hilang rasa kebersamaan di antara sesamanya, sudah tidak ada lagi ukhuwah di antara kaum muslimin, Kriminal semakin meningkat, pembunuhan semakin merajalela,bahkan yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perang saudara di antara kaum Muslimin di belahan bumi ini, yang disebabkan karena hanya untuk memuaskan nafsu dan kepentingan harta dan tahta saja, tanpa memperhatikan ketentuan-ketentuan Allah yang telah ditetapkan di dalam al-Qur’an.

يرفعُ اللهُ الحياءَ من النسآء

Yang keempat adalah Allah akan mengangkat sifat malu dari kaum wanita. Kalau sifat pemalu yang terkenal pada wanita itu sudah diangkat, apalagi kaum prianya, sudah barang tentu tidak kenal malu lagi.

Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain.

Malu pada hakikatnya tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan. Malu mengajak pemiliknya agar menghias diri dengan yang mulia dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.

“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” [Muttafaq ‘alaihi]

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

اَلْـحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ.

“Malu itu kebaikan seluruhnya.”

Malu adalah akhlak para Nabi , terutama pemimpin mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih pemalu daripada gadis yang sedang dipingit.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اَلْـحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ وَ اْلإِيْمَانُ فِـي الْـجَنَّةِ ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْـجَفَاءِ وَالْـجَفَاءُ فِـي النَّارِ.

“Malu adalah bagian dari iman, sedang iman tempatnya di Surga dan perkataan kotor adalah bagian dari tabiat kasar, sedang tabiat kasar tempatnya di Neraka.

Kalau berkah di bumi sudah diangkat, keadilan sudah tidak ada, di dalam hati sudah tidak ada kasih sayang dan rasa malu sudah tidak ada, bisa kita bayangkan kehidupan macam apakah yang akan terjadi, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Sudah barang tentu akan terjadi kehidupan yang mencekam dan menegangkan dari berbagai aspek. Kita akan jauh terperosok ke jurang kehidupan yang hedonisme (kehidupan yang mementingkan kesenangan dunia semata), yang akhirnya muncul kekerasan-kekerasan seperti, sadisme, sexualisme dan lain sebagainya. Kesemuanya itu berjalan secara profesional, baik di tingkat nasional maupun internasional. Wajarlah bila kekhawatiran itu terjadi, karena kita semua tidak ingin era globalisasi ini layaknya disebut sebagai zaman jahiliyyah modern.

Mudah-mudahan Allah swt senantiasa memberikan kekuatan Iman dan Islam kepada kita semua, agar tidak terbawa arus globalisasi yang negatif.

(Muhammad Sodik Sayuthi, Penyuluh Agama Islam dan Pembimbing Rohani Islam Kota Depok)