Musda Muhammadiyah ke-7, Sanuri: Kader Muda Punya Peluang Memimpin PDM Kota Depok

Musda Muhammadiyah
Sanuri Abdul Latip (kanan). (Foto: Istimewa)

DEPOKNETWORK.COM – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Muhammadiyah Kota Depok ke-7, kader muda berpeluang memimpin organisasi yang dibentuk K.H. Ahmad Dahlan. Ada 42 Calon sementara yang akan dipilih anggota Musda yaitu anggota pleno Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua-ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan wakil PCM, Ketua dan Sekertaris Ortom tingkat Daerah serta ketua-ketua PRM dan wakil-wakil PRM se kota Depok.

Sekretaris LPCR PDM Kota Depok, Sanuri Abdul Latip Sanuri menjelaskan, kaderisasi yang dimaksudkan adalah memberikan ruang yang cukup kepada generasi muda untuk memegang dan melanjutkan estafet kepemimpinan sebelumnya.

Ia khawatir, jika kaderisasi tak berjalan dengan baik, kepemimpinan ke depan dipegang oleh orang-orang yang tidak memiliki kapasitas dan kompetensi untuk memimpin. Akibatnya, yang dirugikan juga organisasi dan umatnya.

“Jangan sampai estafet kepemimpinan jatuh pada orang yang tidak memiliki kapasitas untuk memimpin dan bodoh secara keilmuan dan akhlak,” ungkapnya.

Sanuri yang juga Ketua Majelis Dikdasmen PCM Sukmajaya menyatakan, terkait pelaksanaan Musda Muhammadiyah Kota Depok ia meminta aturan organisasi ditegakkan dengan cara bermusyawarah.

Dengan dialog dan musyawarah yang baik, ia yakin Musda akan menghasilkan pimpinan yang ideal dan menjadi harapan semua jamaah atau insan Muhammadiyah.

“Tegakkan aturan organisasi dengan musyawarah. Saya yakin hasilnya akan baik-baik saya,” ungkapnya.

Musda Muhammadiyah Kota Depok ke-7 semoga diisi juga oleh kader Muhammadiyah, di samping dia faham dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah sekaligus kaum profesionalisme misalnya dokter dan yang lainnya, bukan hanya diisi oleh orang-orang pandai bicara di depan podium tapi juga pandai mengaplikasikan serta menterjemahkan program dengan nyata.

“Kepemimpinan PDM ke depan juga harus diisi oleh orang-orang yang memiliki luas jaringan disemua bidang kehidupan, jangan sampai PDM stagnan ke depan lelah kalau seperti ini karena menunggu sampai 5 tahun,” ungkapnya.

Sanuri mengatakan, ridho itu jangan hanya kepada Allah, Kanjeng Nabi Muhammad dan Islam saja, tetapi juga kepada orang-orang yang dekat, misalnya istri terhadap suami dan sebaliknya.

“Doakan orang-orang yang dekat dengan kita, termasuk para pemimpin agar Allah terus memberikan penjagaan dan perlindungan maksimal,” tambahnya.

Ditegaskannya Sanuri, dakwah Muhammadiyah bukan menuding, meneror dan memecah belah umat. Tetapi, dakwah itu merangkul dan mencerahkan. Itulah model dakwah Muhammadiyah yang hingga kini jadi acuan persyarikatan dan anggotanya. Perilaku memecah belah umat, katanya, itu bukan karakter dakwah Muhammadiyah, tapi orang-orang munafik yang tidak suka Islam berkemajuan.

“Islam berkemajuan dan rahmatan lil ‘alamin itu ciri dakwah Muhammadiyah,” ujarnya.

Untuk itu semua, ia mengajak agar Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, hendaknya “dibumikan” dan menjadi pedoman hidup sehari-hari. Qur’an, sambungnya, baru bermakna ketika umat Islam mampu mengaplikasikan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.