Manajemen Risiko Dalam Tata Kelola Pendidikan

Pendidikan di setiap negara menjadi suatu yang utama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diperlukannya tinjauan secara berkelanjutan, termasuk pendidikan di Indonesia. Tujuan dari pendidikan dapat mewujudkan generasi anak bangsa untu masa yang akan datang yang berasaskan nilai-nilai bangsa, dan dari pendidikan juga mampu menciptakan kualitas yang berkelanjutan dalam prosesnya yang tidak ada akhirnya. Dalam pelaksanaannya tidak hanya berfokus kepada pembentukan karakter saja namun juga kepada penanaman moral pada setiap anak, dengan demikian bisa memberikan pedoman terhadap setiap pelaksanaan dari perkembangan pendidikan untuk masa yang akan datang.

Dengan pendidikan, dapat menjadikan karakter anak yang berkepribadian yang baik serta dapat menciptakan individu yang memiliki pemahaman yang luas, maka tujuan dari pendidikan itu sendiri dapat terwujud. Di samping itu, dalam membina, memotivasi, mengarahkan, mendidik dan membantu anak dalam menumbuhkan potensi dari bakat yang sudah ada maupun baru terbentuk dalam diri. Begitu besar peranan pendidikan dalam kehidupan. Namun, untuk mewujudkan itu semua tentu dalam pelaksanaanya tidak mudah dan tentu tidak dapat terlepas dari risiko yang muncul, akan menyebabkan terhalangnya kelangsungan pendidikan yang dikenal dengan sekolah. Bukan hanya dalam dunia pendidikan saja, risiko ada dalam berbagai aspek kehidupan.

Risiko merupakan kata yang tidak asing lagi, sesuatu yang dihindari dan memiliki konotasi yang negatif, maka risiko adalah adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian bahwa suatu peristiwa akan terjadi dalam jangka waktu tertentu dan dapat menyebabkan kerugian, baik kecil maupun besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk mengantisipasi risiko sejak awal agar risiko tidak menimbulkan kerugian. Tanpa disadari risiko biasanya muncul dalam skala kecil yang sering diabaikan, akibatnya akan menjadi besar jika tidak segera di tangani dengan baik agar risiko yang ada tidak meluas ke bagain-bagian yang lainnya.

Risiko baik dalam skala besar maupun kecil, risiko itu dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sebuah perusahaan maupun organisasi, yang menunjukkan ketidakpastian dalam kondisi yang merugikan. Pada akhirnya, risiko tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan maupun organisasi yang menyebabkan adanya perubahan dari waktu ke waktu, maka dari Perubahan ini melibatkan risiko yang dapat menyebabkan kerugian. Akibatnya, untuk mencapai tujuan pendidikan, setiap organisasi, termasuk sekolah, memerlukan pengelolaan risiko. Selain itu, sekolah memiliki tat kelola manajemen yang berbeda dari perusahaan. Dalam dunia pendidikan, tata kelola sangat penting demi tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Akan tetapi, tata kelola tersebut belum bisa terlaksana dengan baik karena manajemen sekolah yang dalam pengelolaannya masih terhambat. di dalamnya terdapat risiko yang terdiri dari elemen yang dapat mendukung atau menghambat pendidikan tersebut, baik di dalam maupun di luar instansi pendidikan itu sendiri. Permasalahan umum dengan pendidikan di Indonesia termasuk manajemen budgeting yang buruk, kualitas lulusan yang rendah di setiap jenjang, serta asset dari instansi pendidikan dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi pertumbuhan pendidikan di Indonesia

Salah satu risiko yang dihadapi dalam lembaga pendidikan adalah kenaikan SPP di sekolah yang menyebabkan siswa dalam memutuskan memilih sekolah. Namun, jika SPP diturunkan terdapat risiko penurunan sekolah termasuk risiko keuangan dalam asset dan reputasi sekolah. Dalam mengantisipasi hal-hal tersebut demi menjaga tat kelola pendidikan yang baik yang sesuai dengan tujuan yang telah dibentuk, dapat dilakukan dengan manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan pendekatan atau metodologi yang struktural dalam menata ketidakpastian sebuah risiko, yang meliputi tahapan evaluasi risiko, penetapan strategi, dan penurunan risiko melalui peningkatan dan pengelolaan sumber daya yang ada.

Pengelolaan risiko ditingkat pendidikan harus memperhatikan proses dan tahapan risiko. Tahapan pertama dengan menggunakan identifikasi risiko, pengukuran risiko, strategi pengendalian risiko, dan evaluasi risiko. Disebabkan dalam bidang pendidikan maka terdapat pengelolaan risiko yang mempengaruhi aspek dari manajemen risiko. Terdapat pengembangan guru dan staf, pengembangan peserta didik, serta meningkatkan mutu sekolah. Pelaksanaan identifikasi risiko ini dilakukan dengan cara menganalisis serta memantau faktor-faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar dalam menangani risiko tersebut agar dapat diminimalisir. Selanjutnya, pengukuran risiko dapat dilakukan dalam melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi oleh lembaga pendidikan, dalam hal ini akan terlihat dampak dari risiko kinerja perusahaan. Dan terakhir, adalah evaluasi risiko yang dapat dilakukan dengan mengadakan rapat rutin untuk memantau terlaksananya program pendidikan.

Perkembangan pendidikan di Indonesia, pada tahun 2022 terdapat 52 juta siswa, 3 juta guru dan 217 ribu sekolah dari 273 juta penduduk yang ada di Indonesia. Indonesia menjadi negara keempat terbesar atau terbanyak di dunia dengan sistem pendidikannya yang berada setelah India, China dan Amerika masing-masing negara tersebut memiliki tata kelola pendidikan khas masing-masing dengan risiko yang hadapi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Pendidikan Indonesia, mayoritas penduduk Indonesia telah mencapai wajib belajar 9 tahun sebesar 62,68 % dari rentang usia 15 tahun ke atas. Pada tahun 2022 terdapat 22,56% siswa yang tamat SMA/sederajat dan perguruan tinggi. Dan anak yang putus sekolah dikelompokkan berdasarkan umur yaitu 16-18 tahun.

Dengan permasalahan yang terjadi sangat diperlukannya pengelolaan risiko dengan menganalisis manajemen risiko dalam tata kelola pendidikan, karena pada dasarnya menajemen risiko harus dimiliki oleh seorang manajer lembaga pendidikan. Risiko dalam dunia pendidikan dapat terjadi dalam semua komponen pendidikan. dari mulai tujuan pendidikan, tenaga pendidik, kurikulum, media pendidikan serta peserta didik. Untuk menciptakan bangsa yang maju serta kompetitif dalam menghadapi berbagai permasalahan, pendidikan mempunyai peranan yang strategis dalam menghasilkan generasi Indonesia yang berkualitas, maka mengharuskan lembaga pendidikan memperbaiki tat kelola atau sistem manajemen pendidikan dengan kemampuan manajemen risiko untu menyongsong generasi muda Indonesia serta pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

 

 

 

 

Oleh: Siti Kholifah – Mahasiswi STEI SEBI