Ragam  

5 Cara Untuk Menjadi Pemimpin Yang Baik dan Berintegritas

Sering kali kita mendengar kata pemimpin apa sih arti sebenarnya?Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemimpin berarti orang yang memimpin. Namun kata tersebut juga dapat berarti petunjuk. Sedangkan dalam Tesaurus Bahasa Indonesia, pemimpin adalah dapat berarti atasan, imam, dan pelopor.

Sesuai dengan sebutannya, pemimpin merupakan seseorang yang memiliki kemampuan dalam memimpin. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mampu memimpin kelompok dengan memengaruhi orang lain tanpa mengindahkan bentuk dan alasannya.

Nah bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik dan berintegritas?

1. Mengetahui

Kita menjadi tahu setelah membaca buku, misalnya. Yang tadinya enggak tahu, menjadi tahu. Mendengar cerita dari orang lain,menyimak penjelasan motivator, melihat kejadian baru yang melengkapi cerita yang kita dengar sebelumnya, bersentuhan langsung dengan kejadian, mengalami sebuah peristiwa, akhirnya kita menjadi tahu sesuatu.

2. Memahami

Setelah tahu, orang belum tentu paham. Kita tahu tentang anggaran, misalnya. Anggaran adalah rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan dalam sebuah perusahaan atau organisasi untuk jangka waktu / periode tertentu di masa yang akan datang.

3. Menerapkan

Dengan apa yang ia ketahui, pahami dan pengalaman yang dimiliki di bidang tersebut, maka semakin efektif lah kinerja seorang pemimpin yang berintegritas.

4. Menepati janji atau memenuhi perkataan.

Sering kali, seorang pemimpin berkata bahwa ia akan melakukan sebuah perubahan atau memberikan reward kepada karyawannya.

Namun, hal tersebut tidak terlaksana karena seringnya sang pemimpin menunda-nunda pekerjaan. Dengan tidak tercapainya janji seorang pemimpin, maka anggota organisasi lainnya pun dapat kehilangan kepercayaan mereka terhadap pemimpin tersebut.

5. Berkomunikasi secara jelas dan jujur

Mudah bagi semua orang untuk jujur saat menyampaikan berita baik, namun tidak saat harus menyampaikan berita buruk. Begitu juga bagi seorang pemimpin. Seringkali, pemimpin cenderung berputar-putar dalam menyampaikan suatu berita buruk. Namun, hal tersebut memicu terjadinya kesalahpahaman yang menghambat komunikasi. Maka dari itu, untuk menjaga integritas dan memastikan bahwa komunikasi berjalan dengan baik, seorang pemimpin seharusnya menyampaikan maksudnya secara langsung dan jelas. Dengan begitu, solusi yang tepat untuk suatu permasalahan pun akan tercapai.

 

 

 

 

Oleh : Agnia Rahma Ananta-Mahasiswi STEI SEBI