Ajang Felsi Tingkat Kota Depok, Raras Siswa SMP Islam Dian Didaktika Berhasil Raih Juara 1 Lomba Esai

Raras Anditya Kirana, siswa kelas VIII SMP Islam Dian Didaktika berhasil meraih juara 1 lomba esai pada ajang Felsi SMP tingkat Kota Depok. (Foto: Istimewa)

DEPOKNETWORK.COM – Dengan judul esai “Menjaga Eksistensi Tradisi Palang Pintu dalam Pernikahan Milenial”, Raras Anditya Kirana, siswa kelas VIII SMP Islam Dian Didaktika berhasil meraih juara 1 lomba esai pada ajang Festival Literasi Sekolah Indonesia (Felsi) SMP tingkat Kota Depok yang berlangsung pada Sabtu, 4 Juni lalu.

Lomba Esai dalam ajang Felsi ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap awal merupakan seleksi esai. Selanjutnya dilanjutkan dengan seleksi presentasi, dimana setiap peserta lomba akan menyampaikan terkait tulisan mereka.

Tahap selanjutnya adalah pembekalan bagi peserta tentang bagaimana menulis esai yang baik dari tim juri Felsi. Pada Babak final yang terdiri dari 15 siswa, juri meminta mereka untuk menulis kembali esai dalam waktu 60 menit.

Restu Nur Wahyudin pembimbing menulis Raras menyampaikan bahwa lomba esai pada Felsi ini merupakan salah satu cara yang baik untuk pengembangan kreativitas literasi pelajar.

“Kami melakukan brainstorming terlebih dahulu berdasarkan tema yang dipilih. Tema yang dipilih adalah tentang kearifan lokal. Selanjutnya Raras memilih tradisi palang pintu untuk ditulis,” terangnya.

Restu mengungkapkan bahwa proses pembimbingan berlangsung kurang lebih selama satu bulan. Pembimbingan terdiri dari proses bimbingan menulis dan presentasi hasil tulisan.

“Untuk memperkuat esai, dilakukan pencarian data pustaka dan riset sederhana untuk memperkuat statistik dan pendapat para ahli,” ungkapnya.

Sementara itu, Raras menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan oleh generasi muda tentang tradisi palang pintu yang diangkat dalam tulisan esainya.

“Sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa maka wajib untuk melestarikan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia,” katanya.

Dirinya menyebutkan, setidaknya ada dua hal yang dapat dilakukan dalam menjaga warisan budaya palang pintu.

“Yang pertama adalah membuat wadah berhimpun untuk para seniman palang pintu seperti sanggar budaya dengan kegiatan-kegiatan edukasi,” jelasnya.

Dia melanjutkan, kedua adalah mengadakan kampanye akulturasi budaya dalam memadukan pernikahan modern dengan konsep tradisional.

“Semoga generasi muda kedepan akan lebih dapat melestarikan dan menjaga kearifan lokal yang merupakan kekayaan budaya Indonesia,” tandasnya. (Editor: Suryadi)