Ekonomi Syariah dalam Surat Al Muthaffifin Ala ‘Abdurrahman ibn ‘Auf

Siapa yang tidak kenal dengan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a.? Seorang saudagar muslim kaya raya sekaligus salah satu dari sepuluh sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga.

Menilik dari ketenaran Sahabat ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. sebagai seorang saudagar kaya raya yang sangat dermawan, mungkin masih banyak dari kita yang mengira bahwa ‘Abdurahman ibn ‘Auf r.a. memang dari nasab dan keluarga yang kaya raya, bukan?

Ternyata tidak demikian. Jika kita mengira bahwa Abdurrahman ibn ‘Auf terlahir dari kalangan yang mapan dan berharta, dugaan kita salah.

Karena ketika ‘Abdurrahman ibn ‘Auf datang berhijrah bersama kaum muslimin lainnya ke kota Madinah, beliau datang dengan usia yang masih muda dan tanpa harta. Beliau dipersaudarakan dengan seorang sahabat dari kalangan Anshar di Madinah, yaitu Sa’d ibn Ar Rabi’ r.a.

Dalam buku “Jalan Cinta Para Pejuang”, Salim A. Fillah menceritakan kisah saat sang saudara Anshar Sa’d ibn Ar Rabi’ r.a. menawarkan sebagian hartanya kepada sang saudara ‘Abdurahman ibn ‘Auf r.a.. Sa’d ibn Ar Rabi’ r.a. menawarkan salah satu dari 2 kebun luas miliknya untuk Abdurrahman ibn ‘Auf r.a., salah satu dari 2 rumah yang nyaman srrta salah satu dari 2 orang isteri cantik-cantik yang akan diceraikan dan dinikahkannya dengan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a.. Lalu apa jawaban dari ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a?

‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. malah meminta kepada Sa’d ibn Ar Rabi’ r.a. untuk menunjukkannya jalan ke pasar. Sa’d ibn Ar Rabi’ r.a. tetap bersikeras ingin memberikan sebagian hartanya kepada saudara barunya itu, setidaknya menikah. Karena di kalangan penduduk Madinah, pernikahan sangat dipandang tinggi artinya, maka dari itu Sa’d ibn Ar Rabi’ r.a. pun mendesaknya.

Akhirnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. menyanggupinya dan mengatakan akan menikah dalam rentang waktu sebulan itu. Dan kemudian ditunjukkanlah jalan ke pasar oleh Sa’d ibn Ar Rabi’ r.a.

Di hari pertama Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. di pasar, beliau menjadi seorang kuli. Kemudian di hari kedua menjadi seorang makelar. Dan di hari ketiga beliau menjadi seorang pedagang yang paling jujur, informatif tentang produknya, cerdas mengoperasikan kas, serta jujur dalam menakar dan menimbang.

Salim A. Fillah menyebut ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. sebagai ‘komandan’ sang Nabi untuk melaksanakan Surat Al Muthaffifin yang turun menjelang hijrah sekaligus menjadi panglima dalam membasmi hegemoni ekonomi riba ala Yahudi di pasar Madinah.

Apa hikman yang dapat kita petik langsung dari kisah ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. di atas?

Masih di dalam buku “Jalan Cinta Para Pejuang”, Salim A. fillah menjelaskan setidaknya ada 3 hikmah yang dapat kita ambil dari kisah mulia ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. tersebut:

  1. Seorang muslim itu mulia.

Maka bantuan yang halal baginya, beliau tanggalkan untuk meraih sesuatu yang lebih besar, yaitu etos kerja jihadi. Jika dipikir-pikir tentu saja memulai dagsng dengan modal sebuah rumah, sebidang kebun dan seorang isteri cantik jauh lebih menjanjikan dibandingkan tangan kosong yang nekad ke pasar. Tetapi fasilitas yang diperturutkan, bagi seorang ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. adalah sebuah beban, penyakit, sekaligus pintu kekalahan.

  1. ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. memasuki pasar Madinah dengan sebuah konsep yang jelas tentang ekonomi yang syariah, Surat Al Muthaffifin.

Dengan konsep Ilahiah itu beliau bertarung dengan para juragan Yahudi yang selama ini saling mengedipkan mata untuk mencekik warga Madinah dengan ekonomi ribawi.

  1. Kesuksesan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. ditopang oleh planing-an pribadinya yang jeli, cermat dan bening.

Menikah dalam wakru sebulan sejak kedatangannya ke Madinah misalnya, adalah capaian menarik dari planing itu. Segala kesuksesan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. adalah kesuksesan dakwah. Kesuksesan iti sudah ada dalam plan Allah yang biasa kita sebut takdir. Tetapi ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. menbuat plan-plan dengan tertata, untuk menyesuaikan plan dirinya dengan plan Allah SWT.

Masyaallah, betapa luar biasanya pemikiran ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a.. Si pemuda biasa yang datang ke Madinah tanpa harta, dan kini dikenal sebagai saudagar kaya raya yang sangat dermawan. Setelah kita membaca kisahnya, tentu sekarang kita jadi tau, betapa besarnya peran ‘Abdurrahman ibn ‘Auf r.a. dalam praktek dakwahnya mengamalkan dan menyebarluaskan ilmu Ekonomi Syariah yang kita kenal sekarang ini. Semoga Allah SWT senantiasa merahmatinya. Wallahu a’lam.

oleh: Nabila Azkiya (Mahasiswi STEI SEBI)